Didaktik – Kala sepi, pasti membosankan, gak perlu kawatir soal itu karena ada sebuah puisi yang siap menemani puasa mu. Tentu dengan penulis yang tidak ragukan lagi. Khilma Vita, seorang mahasiswa, yang masih melanjutkan study sarjana di Universitas Muhammadiyah Malang.
Di Ujung Bayangmu
Pohon di pinggir jalan itu
Di peluk binar lampu kota
Ku dengar ia merintih
Dari meruahnya hari ituKerap ia menatap langit
Gulung-bergulung awan gemawan
Mengajari mendekap rahasia
Di sudut kota
Seorang gadis terdiam legam
Memijaki harapan-harapan Parasnya sayu
Tetapi pikirannya gemuruh angin
Daun dipucuk ranting mulai menguning
Angin akan menerbangkannya hingga terpelanting
Menyibak udaraLalu melepas lelah di rempak tanah
Dan rahasia-rahasianya membawanya hingga ke surga
Gadis itu menyuruk
Matanya berembun sesal
Lampu disudut kota membias
Hingga diujung jalan ini
Aku mendapati jalanan pelan-pelan menjadi basah
Bulan yang Memerah
Hatiku terus mengatakan sesuatu
Tentang bulan yang terus berputar
Dan bersinar
Dan bersinar
Berdarah seperti bayang-bayang
Segera lenyap menjadi gerhana
Saat aku bersembunyi disisi jauh bulan
Keadilan Diam dalam bisu semakin menderu Ketika sebuah kejujuran menjadi angin berlalu Merangkul angin membuang batu Tak ada yang dilindungi Semakin banyak jeruji besi disinggahi, mereka penyelamat negeri Burung hitam terbang kesana-kemari tertawa setengah mati Negeri ku keadilan semakin dibawa lari