Didaktik – Puisi yang ditulis oleh Muhammad Rifki Kurniawan, memiliki kesan yang berbeda dari puisi biasa. Selain menulis, rifki merupakan mahasiswa di Universitas Muhmmadiyah Malang, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia.
Menurut Herman Waluyo Puisi adalah suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memokuskan semua kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya. Ungkap Salamadian.com
Kamu, Aku dan Perjuangan
Di sini di bumi ini Aku hidup sebagai manusia Dengan manusia lainnya Dan lingkungan serta makhluk hidup Ada manusia yang kelaparan Ada manusia yang di gusur Ada manusia yang di rampas hak nya Ada manusia yang dibunuh karena benar Dunia ini seperti game Pemain game ialah rakyat Yang memainkan game ialah pemerintah Rakyat ialah manusia yang tak di akui Kamu yang disana yang setiap hari ku Menemani setiap suaraku Dalam jalanan dalam toa yang keras Ku katakan pada mu, sabar lah sayang ini adalah perjuangan Dan kamu semakin dekat dan mendekat Mengakat tangan kiri lalu mengambil toa yang ada di tangan ku Lalu ia mengatakan, jika perempuan dianggap sabagai pemuas seksual lantas apa yang terjadi pada dunia ini Dengan berani ia katakan Dan aku suntuk diam sesaat Lalu ku katakan dengan keras Dan semua melihatnya Dan menirukan Insureksiii, Insureksi
Senja Tajam Dalam Matanya
Melangkah kaki menepi diri Mengangkat tangan diambil kursi Duduk nya yang memiliki arti sendiri Ia torehkan kata yang membuat malaikat iri Ia seseorang yang tabah Bagi manusia Yang berani Bagi keluarga Ibu sebagai status nya Mengandung anak anaknya Berjuang bersama sang bapak Keluarga adalah kerajaan nya Kursi tahta kerajaan pun menginstruksi Nak berangkat sekolah Nak cepat lah makan Nak bantu angkat ini Ia adalah raja dan ratu bagiku
Satu Menit Tiga Puluh Detik
Jalan ini Di penghujung waktu Yang menepi Yang menjauh Aku datang dengan tekad Mendekat memperlihatkan kepala Di sela pintu, di pijak kaki jatuh tanah Di tatap mata, wajah orang yang melihat Semua Memperhatikan dan melihat Ku tatap dengan kedua mata Lalu ku buka mulutku dengan lebar Dan aku bersuara mengeluarkan kata Hei kau … pejabat yang tak tahu diri Sudah kah kau kenyang dengan curian uang yang kau ambil Hahaha kata ku dengan bangga yang bertekad